Benteng kastela merupakan benteng pertama yang didirikan
oleh Portugis. Benteng Kastela dikenal sebagai Benteng Gamlamo, atau Santo paolo. Sementara nama aslinya
adalah Nostara Senora del Rosario
yang berarti wanita cantik berkalung bunga mawar. Benteng ini merupakan benteng yang paling tua
yang terdapat di Maluku Utara bahkan di Indonesia. Benteng ini didirikan oleh Gubernur pertama
Portugis di Ternate yang bernama Antonio de Brito pada tanggal 30 Juni 1522,
selanjutkan diteruskan oleh gubernur ke dua dan selanjutnya dan diselesaikan
oleh Gubernur Portugis ke delapan Jorge de Castro pada tahun 1540.
Sultan
Khairun dibunuh oleh Antonio Pimental di lakukan di benteng ini. Peristiwa ini berlangsung
pada tangal 28 Februari 1570. Sehari sebelumnya Sultan Khairun dan Antonio
Pimental berjanji didepan kitab untuk menjaga perdamaian di Moloku Kie Raha namun itu merupakan tipu
muslihat. Peristiwa ini membangkitkan
kemarahan dari masyarakat dan Sultan Babulah selaku penggantinya.
Setelah dinobatkan Sultan Babulah berjanji untuk mengusir Bangsa Portugis dari Ternate. Perlawanan Sultan Babulah ini menggakibatkan
benteng tersebut terkepung oleh pasukan Ternate selama 5 (lima) tahun. Sehingga memunculkan penyakit dan kelaparan di
dalam benteng. Akhirnya Portugis
menyerah tanpa syarat untuk keluar dari wilayah Ternate. Tercatat sampai menyerahnya Portugis terdapat
20 Gubernur Portugis yang mengisi benteng tersebut.
Setelah Portugis menyerah, benteng itu menjadi
pusat kekuatan perang Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Babulah
bersama Kapita Lao. Sekitar benteng menjadi
pusat kekuatan laut, perahu-perahu kesultanan untuk memperluas wilayah berpusat
di sana. Berbagai perjalanan yang dilaksanakan oleh Sultan Babulah dari benteng
ini adalah perjalanan ke Banggai, Tambuko, Tibora di Pulau Panggasani dan Buton.
Selama 30 Tahun benteng ini di duduki oleh Kesultanan Ternate dan berakhir
setelah kedatangan Spanyol di bawah pimpinan Don Pedro Bravo da Chunha pada
tahun 1606. Kejadian ini berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Said
Barakat, Sultan Said Barakat selanjutnya
di asingkan ke Manila dan Wafat di sana.
Tahun 1610
benteng ini di tempati oleh 200 orang Spanyol, 90 Papangers (salah satu suku bangsa plipina), 30 keluarga Portugis, 70-80 tukang yang
berasal dari Cina, 50-60 orang Kristen Ternate. Benteng ini semakin berkembang pada tahun 1627
kekuatan benteng ini terdiri dari 38 meriam, 1 (satu) kompi serdadu dengan
jumlah 60-65 orang. Pada tahun 1663 Spanyol kembali ke Manila dan benteng ini
di kosongkan dan di binasahkan. Benteng
ini juga pernah di rusak oleh Bangasa Belanda.
Benteng ini terletak di Desa Kastela
di dekat pantai yang berjarak 12 Km dari Kota Ternate. Sebagai tanda peringatan terbunuhnya Sultan
Khairun oleh Portugis maka dibangun monumen pada tahun 1994. Monumen tersebut terdiri dari cengkih dengan
ukuraan tinggi 5 Meter terletak diantara bagian penopang yang berukuran 4x4m
dan tingi 4 m. Relief pada pilar-pilar ini menggambarkan, cerita Sultan Khairun
dan Sultan Babulah. Relif pertama adalah
masuknya Sultan Khairun ke benteng dan diserang oleh Antonio Pimental dari
belakang. Pilar kedua benteng diserang
oleh rakyat yang dipimpin sultan Babulah. Pilar ke empat adalah Babulah bersama rakyat
menyaksikan orang portugis keluar dari Ternate. Kaki penopang bagan tinginya 1
meter dan lebarnya 5 meter serta pada bagian-bagian pilarnya tertulis tanggal,
bulan dan tahun dari setiap pilar yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar