Jumat, 15 Mei 2015

Benteng Kastela Salah Satu Destinasi Wisata Sejarah Kota Ternate



Benteng kastela merupakan benteng pertama yang didirikan oleh Portugis. Benteng Kastela dikenal sebagai Benteng Gamlamo, atau Santo paolo. Sementara nama aslinya adalah Nostara Senora del Rosario yang berarti wanita cantik berkalung bunga mawar.  Benteng ini merupakan benteng yang paling tua yang terdapat di Maluku Utara bahkan di Indonesia.  Benteng ini didirikan oleh Gubernur pertama Portugis di Ternate yang bernama Antonio de Brito pada tanggal 30 Juni 1522, selanjutkan diteruskan oleh gubernur ke dua dan selanjutnya dan diselesaikan oleh Gubernur Portugis ke delapan Jorge de Castro pada tahun 1540.
Sultan Khairun dibunuh oleh Antonio Pimental di lakukan  di benteng ini. Peristiwa ini berlangsung pada tangal 28 Februari 1570. Sehari sebelumnya Sultan Khairun dan Antonio Pimental berjanji didepan kitab untuk menjaga perdamaian di Moloku Kie Raha namun itu merupakan tipu muslihat.  Peristiwa ini membangkitkan kemarahan dari masyarakat dan Sultan Babulah selaku penggantinya.


Setelah dinobatkan Sultan Babulah berjanji untuk  mengusir Bangsa Portugis dari Ternate.  Perlawanan Sultan Babulah ini menggakibatkan benteng tersebut terkepung oleh pasukan Ternate selama 5 (lima) tahun.  Sehingga memunculkan penyakit dan kelaparan di dalam benteng.  Akhirnya Portugis menyerah tanpa syarat untuk keluar dari wilayah Ternate.  Tercatat sampai menyerahnya Portugis terdapat 20 Gubernur Portugis yang mengisi benteng tersebut.
Setelah Portugis menyerah, benteng itu menjadi pusat kekuatan perang Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Babulah bersama Kapita Lao. Sekitar benteng menjadi pusat kekuatan laut, perahu-perahu kesultanan untuk memperluas wilayah berpusat di sana. Berbagai perjalanan yang dilaksanakan oleh Sultan Babulah dari benteng ini adalah perjalanan ke Banggai, Tambuko, Tibora di Pulau Panggasani dan Buton. Selama 30 Tahun benteng ini di duduki oleh Kesultanan Ternate dan berakhir setelah kedatangan Spanyol di bawah pimpinan Don Pedro Bravo da Chunha pada tahun 1606. Kejadian ini berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Said Barakat,  Sultan Said Barakat selanjutnya di asingkan ke Manila dan Wafat di sana.
Tahun 1610 benteng ini di tempati oleh 200 orang Spanyol, 90 Papangers (salah satu suku bangsa plipina),  30 keluarga Portugis, 70-80 tukang yang berasal dari Cina, 50-60 orang Kristen Ternate.  Benteng ini semakin berkembang pada tahun 1627 kekuatan benteng ini terdiri dari 38 meriam, 1 (satu) kompi serdadu dengan jumlah 60-65 orang. Pada tahun 1663 Spanyol kembali ke Manila dan benteng ini di kosongkan dan di binasahkan.  Benteng ini juga pernah di rusak oleh Bangasa Belanda.





Benteng ini terletak di Desa Kastela di dekat pantai yang berjarak 12 Km dari Kota Ternate.  Sebagai tanda peringatan terbunuhnya Sultan Khairun oleh Portugis maka dibangun monumen pada tahun 1994.  Monumen tersebut terdiri dari cengkih dengan ukuraan tinggi 5 Meter terletak diantara bagian penopang yang berukuran 4x4m dan tingi 4 m. Relief pada pilar-pilar ini menggambarkan, cerita Sultan Khairun dan Sultan Babulah.  Relif pertama adalah masuknya Sultan Khairun ke benteng dan diserang oleh Antonio Pimental dari belakang.  Pilar kedua benteng diserang oleh rakyat yang dipimpin sultan Babulah.  Pilar ke empat adalah Babulah bersama rakyat menyaksikan orang portugis keluar dari Ternate. Kaki penopang bagan tinginya 1 meter dan lebarnya 5 meter serta pada bagian-bagian pilarnya tertulis tanggal, bulan dan tahun dari setiap pilar yang ada.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar